Minggu, 27 Maret 2011

Study Tour SD

Saat saya SD kelas 6 sekolah saya merencanakan study Tour entah tanggal berapa saya lupa, saya duduk bersebelahan dengan sahabat saya, awal mulanya perjalanan dimulai dengan hujan dan nyanyian ala - ala orang tua menyertai kami, hikshiks kami sempat - sempatkan untuk bercanda.
Setelah sampai goa tentu saja kegiatan rutin yang saya lakukan adalah berfoto :) di goa yang memang sedikit licin saya dan sahabat saya berjalan bersama :')setelah sampai di penghujung goa saya dan teman saya cuma minum dan membeli beberapa souvenir :) setelah itu perjalanan di lanjutkan ke benteng Pendem, wha disana suasananya sedikit menyeramkan apalagi ditambah teman - teman yang masih suka usil, hahhaha
Sampai disana entah di ruangan apa dekat kolam saya dan rombongan masuk hua banjir dan gelap boo tapi kata pak guru semua harus masuk yasudahlah, karena penerangannya tidak ada dan semakin ke dalam semakin tinggi airnya saya berpegangan tangan dengan sahabat saya :') dan hampir di penghujung jalan tangan ku terlepas dari gandengan bersamanya aku teriak, dia yang sudah sampai dulu kembali karena saya masih di dalam :') makasih ya :)
Setelah itu saya keluar goa meskipun celana uda di keatasin tetep aja basah alhasil berbasah ria deh, setelah itu pergi ke Sleko disana cuma naik perahu tapi biasalah berfoto - foto tapi waktu itu baterai saya habis, sahabat saya mau meminjamkan baterai hapenya untuk saya :') makasih ya
Disana itu gerimis turun lagi untungnya perjalanan sudah hampir selesai, dan tinggal ke teluk penyu tapi karena gerimis ya hanya diperbolehkan sebentar, saya disana cuma berfoto dan membeli sedikit souvenir
Sehabis dari Teluk Penyu kan basah semua apalagi AC bisnya gak mati hua pada kedinginan, sahabat saya mau meminjamkan sweeternya untuk saya :) makasi banget ya
terus setelah beberapa jam saya tanpa terasa tertidur sampai pulang jam 11 malam :)

Pengalamanku dengan Diana yang tak terlupakan

Entah tanggal berapa saya lupa,saya bersama Diana pergi ke Jogja berdua, awal mulanya saya sms dia perasaan saya ga enak, eh ternyata waktu berangkat saya dan Diana ketinggalan kereta, yasudah tak apalah, saya berjalan menuju bopkri karena biasanya disana banyak bus yang mencari penumpang, tapi sebelum sampai sana kami sudah mendapatkan bis :)
setelah kami naik bis kami masih menunggu salah satu nenek turun, dan setelah mengantar nenek itu bus menunggu penumpang selama kurang lebih 15 menit dan suasana ketika itu hanya ada saya dan diana hikshiks. Karena tidak ada satu penumpang pun bis pun mulai melaju hingga mendapat beberapa penumpag di jalan, setelah sampai di jalur 11 kami pun berganti bus, wooww penuhh. Alhasil saya pun hanya diberi keikhlasan tempat duduk oleh salah seorang ibu :)
Turun dari bis itu saya loncat,waktu berjalan saya merasakan ada hal yang berbeda ketika saya jalan, eh ternyata sandal saya jebol hikshiks :'( saya dan Diana pun beli sandal di pinggiran jalan ( maklum mallnya belum buka )dan saya itu takut untuk menawar harga,sejarah semasa hidup saya, saya sama sekali tidak pernah berhasil menawar alhasil sandal yang biasanya hanya berharga 25 rb saya berhasil beli dengan harga 36 rb, hikshiks
sampai disana saya pergi ke stasiun Tugu, saya hanya berfoto saja disana, saya dan Diana pergi muter - muter mencari apakah ada kios yang buka, setelah 30 menit jalan ( capek bo )saya pun pergi ke benteng Vredeburg untuk berfoto hahha, setelah dari Benteng saya dan Diana pergi ke Taman Pintar ( masih jalan ) disana mayoritas anak - anaklah saya dan Diana nonton film 4 dimensi karena Diana belom pernah nonton ( peace Din ) sebelumnya saya dan Diana masuk ke dalam Diana teriak waktu liat patung Dinosaurus ( malu - maluin aja ni orang hahha ) sambil gemetaran saya dan diana masuk mata kami terbelalak dengan kakak kakak ganteng ya nggak lah, dengan mas - mas yang ada bersama alat - alat yang cara bermainnya menggunakan logika, hadu pusing saya hahha, setelah berhasil menyelesaikan saya dan Diana menuju ke atas aku sih niatnya pertama kali mau ke rumah gempa eh wahanannya baru rusak, yaudah keliling dulu deh, terus habis itu aku ma Diana ke ruangan film 4 dimensi huah banyak banget anak kecilnya -_- alhasil waktu nonton ribut banget anak kecilnya pada teriak - teriak mulu. Habis itu karna kami dah capek kami mau keluar maklum dah lama ga ke sini lupa dimana pintu keluarnya alhasil ada tuh 1 jam keliling TamPin cuma buat cari pintu keluar hikshiks, sebelum keluar aku makan dulu di lantai 3 sambil buka fb eee ternyata gempa di Jogja barusan, aku ma Diana untung selamat ga kerasa malahan.
Sesudah itu aku ma Diana yang emang niatnya cuma buat main doang dengan uang pas - pasan pergi makan, habis makan kita chek saldo apaa ? tinggal 25 rb. Aku bawa 100 lebih Diana 50 rb ( niat banget ni bocah ) terus karena mau ngapain coba ke mall cuma bawa 25 rb ?? ya udah aku ma Diana pergi ke keraton ( masi jalan )hahhaha karena ngga tau pintu masuknya taunya waktu mau pulang yaudah deh balik ( masi jalan ) gila capek banget boo karena kereta ke Wates tinggal jam 4 aku ma Diana ngebut jalannya dari keraton - stasuin tugu ( gillaaa -_- ) habis itu kami beli tiket 18 rb ( untung uangnya masi cukup ) hahha di stasiun sebenernya aku laper tapi uang tipis boo, ada penjual kue keliling beli 1 buat berdua hikshiks kasihan banget deh terus aku nunggu kereta, naik deh ke kereta, disana ada adik - adik yang mukannya mirip banget ama mantan saya hahha *sensor* dah itu pulang deh :) hari yang penuh dengan pengalaman

Jumat, 25 Maret 2011

cara menonaktifkan real desktop

mungkin ini kegiatan mudah tapi bagi orang yang tidak tahu akan sangat sulit,jika anda telah berada di aplikasi real desktop klik kanan lah pada layar tetapi agak lama dan muncul kotak yang berisi baru, games, perintah,mini tutorial,pengaturan dan keluar,klik aja keluar beres deh

Kamis, 24 Maret 2011

Mengenal atau Menilai Diri Sendiri

Mengenal, tentu setiap orang mengenal jati diri orang itu sendiri, karena tidak mungkin kita tidak mengenal diri sendiri. Jika orang tidak dapat mengenal diri sendiri tentulah orang itu tidak akan peduli tentang dirinya, karena mengenal tentang diri sendiri itu dilakukan untuk mengetahui hal apa saja yang cocok dan tidak cocok dengan hati dan jiwa kita. Jika kita tak mengenal diri sendiri, maka ia sulit untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan, karena kita tak tau apa yang memang sedang kita perlukan.
Sedangkan menilai diri sendiri saya rasa kita bisa, tetapi akan lebih baik jika orang lain yang menilai kita, karena bila kita menilai diri sendiri, kita tak tahu apa yang orang lain nilai tentang kita, dan kita juga bisa tahu hal apakah yang orang lain kurang suka terhadap kita, karena kita umat manusia tidak ada yang sempurna. Dan jika kita saling menasehati tentang kekurangan orang lain, niscaya kita juga akan berubah menjadi manusia yang lebih baik.

Pagar Kecamatan Pengasih

Pengasih Kulonprogo. Tembok pagar kecamatan pengggasih akan tetap dipertahanakan karena memiliki nilai sejarah. Tembok kecamatan ini memiliki kaitan erat dengan kabupaten Kulonprogo. Kantor kecamatan pengaasih menempati bekas perkantoran ibkota kabupaten Kulonprogo sebelum penggabungan dengan kabupaten Adikarta. Setelah penggabungan kedua kabupaten tersebut ibu kota kabupaten dipindahkan ke Wates. Tembok pagar keliling yang membatasi kompleks perkantoran kecamatan dengan rumah penduduk ini menjadi salah satu bukti bangunan bersejarah tersebut masih tersisa.

Tembok pagar tesebut memiliki ketebalan 40 cm. Mengunakan pasangan bata dan batu kali. Pada bagian tengah pintu masuk kantor kecamatan terdapat bangunan gapura berbentuk Semar Tinandu. Ketinggian tembok pagar sebelah barat gapura sekitar 150 cm dan sebelah timur gapura sekitar 200 cm.

Perkataan Semua Orang Pasti Tercatat

Perkataan semua orang pasti tercatat, dikarenakan setiap perkataan itu harus dapat di pertanggung jawabkan di kehidupan dunia maupun akhirat. Dalam kehidupan sehari - hari kita sering melupakan hal ini, contohnya kita sering berbohong kepada orang lain, dan suatu hari orang lain tersebut meminta kebenaran dari perkataan kita, karena kita hanya berbohong kita pun sulit untuk menjelaskan kebenaran dari itu. Selain berbohong, kita juga sering melakukan menghianati kepercayaan orang lain. Malahan kita sering kali meremehkan hal ini, sifat seperti ini hendaknya mulai kita rubah sejak dini, agar untuk kehidupan yang akan datang, kita tak terjerat oleh kata - kata kita sendiri, dan selain itu agar tiada orang lain yang menjauhi kita karena kita dianggap orang yang tidak bisa dipercaya. Jika kita ingin dipercayai orang lain hendaklah kita selalu jujur dalam melakukan segala sesuatu. Karena segala sesuatu itu harus dilandasi dengan rasa kepercayaan, maka kita buatlah orang lain percaya kalau kita dapat dipercaya, dan pembuktiannya adalah dengan perkataan yang kita berikan dengan jujur . Karena perkataan itu pasti tercatat baik dalam diri sendiri maupun oleh orang lain, dan dalam lubuk hati maupun jiwa

Sahabatku sayang :)

mungkin aku pernah menyakitimu, aku pernah membuatmu terluka, aku pernah membuatmu menangis, aku pernah membuatmu bersedih, tapi percayalah hati kecil ini tak bisa melupakanmu, atau bahkan tega membuatmu meneteskan 1 tetes air mata.
Ku takkan pernah lupa saat - saat dimana kita seperti kakak dan adik, ingatkah dirimu dulu ??
waktu pembagian raport dan ternyata orang tuaku sibuk dan mengambil raport duluan, kau merasa iba terhadapku yang ingin sepertimu, kau mampu membuatku tidak meneteskan air mata, dan kau juga mau berbagi kasih sayang orang tuamu kepadaku sahabatku sayang, taukah kau setiap ku ingat kenangan diantara kita ku meneteskan air mata ??
hanya kau yang mengerti aku lebih dari siapapun, bahkan orang tua ku, kau orang yang mampu membuatku tersenyum disaat ku bersedih, kau tempat ku mencurahkan isi hatiku ini, keluargamu adalah keluargaku, aku takkan tega membuatmu menangis waktu dulu saat kita karantina UASBN, maffkan aku, aku tak bisa membuatmu tersenyum bahagia, karna waktu itu aku sedang sedih, setiap aku ada masalah pasti kau dapat membantu, sungguh kau itu adalah peri penolong diriku
tapi sayangnya kita berbeda sekolah, kau tau ?? aku sangat merindukanmu, mungkin kau telah melupakanku, tapi aku takkan melupakanmu dan kenangan - kenangan diantara kita :)
BEST FRIEND FOREVER !! selogan kita, waktu dulu aku dimarahin orang tua, kau sanggat memperdulikan aku, aku minta maff kalau selama ini aku bersikap kurang enak kepada kamu, tapi harus kau tau, kau selalu ada di hatiku

the meaning of humaira

Word:
Humaira
Meaning:
The word 'Humaira`' was a nickname the Prophet Muhammed (SAW) gave to his wife Aisha, and this was because she had rosy cheeks. The word Humaira' means reddish.
True Form: حميراء
Grammar:
word; name of female;

Game Farm Frenzy 2

Download game farm frenzy 2 klik disini :)

Idul Fitri Idul Fitri :) ( Tahun 2010 )

hohoo momen Idul Fitri adalah momen yang sangat menggembirakan, pasalnya malam nya asik paginya juga hhha. 1 hari sebelum Idul Fitri pasti bapak ma ibu bikin ketupat haha saatnya saya usil. Aku selalu bikin perapian untuk masak ketupat karena masaknya lama saya selalu di beri tugas untuk menjaga agar api tidak mati hahha karena saya anak nakal saya selalu meniup api sekencang - kencangnya agar apinya mati haha dan saya selalu kena marah haha tetapi hadapi dengan senyuman saja haha kalau sudah begitu tugas saya menjaga api menjadi asik badan bau asap muka hangus it's fun :D
haha malamnya saya mengikuti takbiran, hohoho saya pergi ke Masjid ndayakan dan setibanya saya disana saya sudah disambut dengan certita menyedihkan sandal saya, hohoho pasalnya saya menginjak sesuatu yang sangant bau hoho anda pasti tau itu apa :)
Saya berniat mencuci kaki untuk membersihkan diri tanpa sengaja karena saya tidak melihat keran itu air kerannya memuncratkan air hingga seluruh celana saya basah haha have fun :D
Alhasil saya takbiran dengan keadaan celana saya yang basah hikshiks
malamnya selesai takbiran saya pulang kerumah dengan bau nya haha :D
Saya mandi dan berganti baju, saya selalu sulit tidur bila paginya itu ada satu momen yang berharga. alhasil saya tidur jam 11 paginya saya bangun pukul 4 hohoho saya yang biasanya paling malas mandi pun meluncur dengan gembira ke kamar mandi. Hohohoho
setelah satu keluarga siap kami pun pergi bersholat Ied ria :D
haha setelah selesai sholat Ied saatnya sungkeman hohoho, saya yang merasa anak paling nakal paling lama sungkemnya :D
hohoho setelah itu makan :D setelah makan kami sekeluarga pun pergi ke rumah nenek diSentolo hohoho, sampai di sana sudah banyak keluarga yang berkumpul hohoho ( banyak ampau nih :D )
saat sungkem jujur saya tidak bisa sungkem dan tidak tahu caranya jadi saya hanya diam saat sungkem sama nenek :D hehehe
tiba saat yang saya tunggu pembagian rezeki haha :D wihiii
setelah itu saya berpamitan, dan pergi ke tempat kakek di Semarang, hohoho sebelum ke tempat kakek kegiatan utama itu jajan dulu hahah :D
Setelah sampai saya sungkem seperti biasa saya hanya bisa diam heheh :D
setelah beberapa hari disana saya pun pulang :D

Ramadhanku Ramadhanku :)

Ramadhan bulanyang indah, bulan penuh rahmat bagi kita semua. setiap bulan ramadhan datang kita umat islam selalu antusias untuk menyambut bulan yang suci ini, di bulan ini kita uasa dari menjelang subuh hingga adzan maghrib berkumandang. Mungkin banyak yang merasakan bahwa pada saat bulan puasa waktu seraya berjalan lambat karena kita selalu ingin tahu sekarang jam berapa ?, pada saat pulan puasa memang kita sangat enggan untuk bicara karena memang terkadang bau mulut sangat mengganggu. Tetapi kita yang berada di bumi bagian khatulistiwa ini hendaknya lebih bersyukur kita mungkin hanya menahan lapar dan dahaga selama kurang lebih 15 jam saja tetapi di bagian Eropa lamanya berpuasa bisa mencapai 18 jam, ckckck
Puasa memang banyak sekali godaan entah dari setan atau dari teman kita, atau bahkan dari diri kita sendiri. Mungkin waktu yang paling berat ialah jam 12- 3 ya karena memang panas dan diri kita ini seperti nya selalu ingin segar. Dan mungkin saat jam 12 - 3 tubuh sudah merasa lelah dan kurang energi, mungkin kalau uda jam 3 kita sudah mencapai titik puncak kelemesan, apalagi pada jam segitu ibu kita uda mulai masak buat buka, nahlo godaan berat
Kalau yang saya alami pada saat jam tiga dan seterusnya saya hanya berfikir bagaimana caranya biar sanggup untuk bangun dan mengambil air wudhu karena saya biasanya hanya terbaring tak berdaya bila menunggu adzan maghrib, hahha
setelah saya berhasil sholat asar, saya kembali ke aktifitas saya tidur, hahha dan sampai akhirnya saya bangun pukul 5 untuk menyiapkan buka puasa buat saya sendiri haha mungkin jam 5 lebih 15 makanan saya sudah siap sendiri untuk dimakan, nahlo godaan lagi
Saya pun hanya bisa duduk dan menghindari melihat makanan saya ( takutnya rusak puasa saya ) adzan pun berkumandang hahha saya pun berdoa sejenak sebelum berbuka puasa, setelah itu saya langsung makan, nah ini kebiasaan buruk saya bukannya sholat dulu eh makan dulu, ckckck setelah urusan perut beres saya pasti akan menunggu sejenak untuk sholat karena pasti perut saya sangat kenyang dan sulit untuk bergerak hahha, dan saya sholat maghrib, setelah sholat maghrib saya biasanya nonton TV bentaran untuk nunggu waktu Isya, nah ini gara - gara ini saya selalu datang ke Masjid dengan tergesa - gesa selau panik saya hahha
sekian cerita saya :)

Nikita Willy - Lebih dari indah

Nikita Willy - Lebih dari indah
download


Rabu, 23 Maret 2011

Reog Ponorogo

REOG PONOROGO dan WAROK
Indotoplist.com : Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok Warok dan Gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat Reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu bukti budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
REOG PONOROGO dan WAROK
Sejarah Reog Ponorogo

Pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok, namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bra Kertabumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir.

Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.


Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya.

Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50kg hanya dengan menggunakan giginya.

Populernya Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Kertabumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer diantara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru dimana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewondono, Dewi Songgolangit, and Sri Genthayu.

Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun ditengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujanganom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan 'kerasukan' saat mementaskan tariannya.


Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.
REOG PONOROGO dan WAROK
Warok

Warok sampai sekarang masih mendapat tempat sebagai sesepuh di masyarakatnya. Kedekatannya dengan dunia spiritual sering membuat seorang warok dimintai nasehatnya atas sebagai pegangan spiritual ataupun ketentraman hidup. Seorang warok konon harus menguasai apa yang disebut Reh Kamusankan Sejati, jalan kemanusiaan yang sejati.  

Warok adalah pasukan yang bersandar pada kebenaran dalam pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dalam cerita kesenian reog. Warok Tua adalah tokoh pengayom, sedangkan Warok Muda adalah warok yang masih dalam taraf menuntut ilmu. Hingga saat ini, Warok dipersepsikan sebagai tokoh yang pemerannya harus memiliki kekuatan gaib tertentu. Bahkan tidak sedikit cerita buruk seputar kehidupan warok. Warok adalah sosok dengan stereotip: memakai kolor, berpakaian hitam-hitam, memiliki kesaktian dan gemblakan.Menurut sesepuh warok, Kasni Gunopati atau yang dikenal Mbah Wo Kucing, warok bukanlah seorang yang takabur karena kekuatan yang dimilikinya.

Warok adalah orang yang mempunyai tekad suci, siap memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. “Warok itu berasal dari kata wewarah. Warok adalah wong kang sugih wewarah. Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik”.“Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa” (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).


Syarat menjadi Warok

Warok harus menjalankan laku. “Syaratnya, tubuh harus bersih karena akan diisi. Warok harus bisa mengekang segala hawa nafsu, menahan lapar dan haus, juga tidak bersentuhan dengan perempuan. Persyaratan lainnya, seorang calon warok harus menyediakan seekor ayam jago, kain mori 2,5 meter, tikar pandan, dan selamatan bersama. Setelah itu, calon warok akan ditempa dengan berbagai ilmu kanuragan dan ilmu kebatinan. Setelah dinyatakan menguasai ilmu tersebut, ia lalu dikukuhkan menjadi seorang warok sejati. Ia memperoleh senjata yang disebut kolor wasiat, serupa tali panjang berwarna putih, senjata andalan para warok.

Warok sejati pada masa sekarang hanya menjadi legenda yang tersisa. Beberapa kelompok warok di daerah-daerah tertentu masih ada yang memegang teguh budaya mereka dan masih dipandang sebagai seseorang yang dituakan dan disegani, bahkan kadang para pejabat pemerintah selalu meminta restunya.
REOG PONOROGO dan WAROK
Gemblakan

Selain segala persyaratan yang harus dijalani oleh para warok tersebut, selanjutnya muncul disebut dengan Gemblakan.Dahulu warok dikenal mempunyai banyak gemblak, yaitu lelaki belasan tahun usia 12-15 tahun berparas tampan dan terawat yang dipelihara sebagai kelangenan, yang kadang lebih disayangi ketimbang istri dan anaknya. Memelihara gemblak adalah tradisi yang telah berakar kuat pada komunitas seniman reog. Bagi seorang warok hal tersebut adalah hal yang wajar dan diterima masyarakat. Konon sesama warok pernah beradu kesaktian untuk memperebutkan seorang gemblak idaman dan selain itu kadang terjadi pinjam meminjam gemblak.

Biaya yang dikeluarkan warok untuk seorang gemblak tidak murah. Bila gemblak bersekolah maka warok yang memeliharanya harus membiayai keperluan sekolahnya di samping memberinya makan dan tempat tinggal. Sedangkan jika gemblak tidak bersekolah maka setiap tahun warok memberikannya seekor sapi.Dalam tradisi yang dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam, kesaktian bisa diperoleh bila seorang warok rela tidak berhubungan seksual dengan perempuan. Hal itu konon merupakan sebuah keharusan yang berasal dari perintah sang guru untuk memperoleh kesaktian.

Kewajiban setiap warok untuk memelihara gemblak dipercaya agar bisa mempertahankan kesaktiannya. Selain itu ada kepercayaan kuat di kalangan warok, hubungan intim dengan perempuan biarpun dengan istri sendiri, bisa melunturkan seluruh kesaktian warok. Saling mengasihi, menyayangi dan berusaha menyenangkan merupakan ciri khas hubungan khusus antara gemblak dan waroknya. Praktik gemblakan di kalangan warok, diidentifikasi sebagai praktik homoseksual karena warok tak boleh mengumbar hawa nafsu kepada perempuan.

Saat ini memang sudah terjadi pergeseran dalam hubungannya dengan gemblakan. Di masa sekarang gemblak sulit ditemui. Tradisi memelihara gemblak, kini semakin luntur. Gemblak yang dahulu biasa berperan sebagai penari jatilan (kuda lumping), kini perannya digantikan oleh remaja putri. Padahal dahulu kesenian ini ditampilkan tanpa seorang wanita pun.


Reog di masa sekarang

Seniman Reog Ponorogo lulusan sekolah-sekolah seni turut memberikan sentuhan pada perkembangan tari reog ponorogo. Mahasiswa sekolah seni memperkenalkan estetika seni panggung dan gerakan-gerakan koreografis, maka jadilah reog ponorogo dengan format festival seperti sekarang. Ada alur cerita, urut-urutan siapa yang tampil lebih dulu, yaitu Warok, kemudian jatilan, Bujangganong, Klana Sewandana, barulah Barongan atau Dadak Merak di bagian akhir. Saat salah satu unsur tersebut beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol.

Beberapa tahun yang lalu Yayasan Reog Ponorogo memprakarsai berdirinya Paguyuban Reog Nusantara yang anggotanya terdiri atas grup-grup reog dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah ambil bagian dalam Festival Reog Nasional. Reog ponorogo menjadi sangat terbuka akan pengayaan dan perubahan ragam geraknya.
Sumber : exploremyindonesia.blogspot.com, wisata-kami.blogspot.com, Foto: ariesaksono.wordpress.com

asal usul candi Prambanan

Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam. “Siapapun yang tidak menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya. Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita. “Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.
Esok harinya, Bondowoso mendekati Loro Jonggrang. “Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?”, Tanya Bandung Bondowoso kepada Loro Jonggrang. Loro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya”, ujar Loro Jongrang dalam hati. “Apa yang harus aku lakukan ?”. Loro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.
“Bagaimana, Loro Jonggrang ?” desak Bondowoso. Akhirnya Loro Jonggrang mendapatkan ide. “Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,” Katanya. “Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”. “Bukan itu, tuanku, kata Loro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. “Seribu buah?” teriak Bondowoso. “Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.” Bandung Bondowoso menatap Loro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah. Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya. “Saya percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!”, kata penasehat. “Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang kubutuhkan!”
Setelah perlengkapan di siapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. “Pasukan jin, Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung Bondowoso. “Apa yang harus kami lakukan Tuan ?”, tanya pemimpin jin. “Bantu aku membangun seribu candi,” pinta Bandung Bondowoso. Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah.
Sementara itu, diam-diam Loro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. “Wah, bagaimana ini?”, ujar Loro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. “Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Loro Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung… dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.
Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing. “Wah, matahari akan terbit!” seru jin. “Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin.
Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke tempat candi. “Candi yang kau minta sudah berdiri!”. Loro Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!. “Jumlahnya kurang satu!” seru Loro Jonggrang. “Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan”. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu. Ia menjadi sangat murka. “Tidak mungkin…”, kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang. “Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!” katanya sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Ajaib! Loro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan disebut Candi Loro Jonggrang. Karena terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah, Candi Loro Jonggrang dikenal sebagai Candi Prambanan
Sumber: e-smartschool.com

Asal Mula Nama Indonesia :)

Yang dimaksud dengan Indonesia ialah Indonesia dalam pengertian geografis dan bangsa. Menurut pengertian geogiafis, Indonesia berarti bagian bumi yang membentang dari 95°-141° Bujur Timur, dan 6° Lintang Utara sampai 11 Lintang Selatan. Sedangkan Indonesia dalam arti bangsa yang secara politik, ekonomi, dan sosial budaya dalam wilayah tersebut.
Istilah Indonesia untuk pertama kalinya ditemukan oleh seorang ahli etnologi Inggris bernama James Richardson Logan pada tahun 1850 dalam ilmu bumi. Istilah Indonesia digunakan juga oleh G.W. Earl dalam bidang etnologi. G.W. Earl menyebut Indonesians dan Melayunesians bagi penduduk Kepulauan Melayu.
Pada tahun 1862 istilah Indonesia digunakan oleh orang Inggris bemama Maxwell dalam karangannya berjudul The Island of Indonesia (Kepulauan Indonesia) dalam hubungannya dengan ilmu bumi. Istilah Indonesia semakin populer ketika seorang ahli etnologi Jerman bernama Adolf Bastian menggunakan istilah Indonesia pada tahun 1884 dalam hubungannya dengan etnologi.
Kata Indonesia berasal dari kata Latin indus yang berarti Hindia dan kata Yunani nesos yang berarti pulau, nesioi (jamak) berarti pulau-pulau. Dengan demilcian, kata Indonesia berarti pulau-pulau Hindia.
Indonesia dikenal pula dengan sebutan Nusantara. Kata Nusantara berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu nusa yang berarti pulau dan antara yang berarti hubungan. Jadi, Nusantara berarti rangkaian pulau-pulau.
Bangsa Indonesia pertama kali menggunakan nama Indonesia secara politik. Istilah Indonesia untuk pertama kalinya digunakan oleh Perhimpunan Indonesia, yaitu organisasi yang didirikan oleh pelajar-pelajar Indonesia di Negeri Belanda pada tahun 1908. Organisasi tersebut pertama kali bemama Indische Vereeniging. Kemudian nama itu diganti menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1922. Selanjutnya pada tahun 1922 juga namanya diganti Perhimpunan Indonesia.
Pada tahun 1928 Kongres Pemuda II di Jakarta menggunakan istilah Indonesia dalam hubungan dengan persatuan bangsa. Kongres Pemuda tersebut pada  tanggal 28 Oktober 1928 menghasilkan Sumpah Pemuda yang di dalamnya tercantum nama Indonesia. Istilah Indonesia secara resmi  digunakan sebagai nama negara kita pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan  proklamasi kemerdekaan Indonesia.

hehhehe videoku main biola masih ancur sih, tapi gapapalah :)


KEISTIMEWAAN AL QUR'AN


oleh Yusuf Mansur  pada 10 Maret 2011 jam 13:55

Salah satu keistimewaan Ummat Islam dibandingkan ummat lainnya ialah jaminan Allah terhadap Kitabullah Al-Quranul Karim. Al-Qur’an merupakan satu-satunya Kitab Allah yang dipastikan akan terpelihara keasliannya semenjak pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam hingga tibanya hari Kiamat. Hal ini tidak ditemukan di dalam Kitab Allah lainnya yang telah diwahyukan kepada para Nabi terdahulu. Baik itu Kitabullah Taurat yang di wahyukan kepada Nabiyullah Musa ‘alaihis salam maupun Kitabullah Injil yang diwahyukan kepada Nabiyullah Isa ‘alaihis salam. Tidak ada satupun ayat di dalam Taurat (mereka menyebutnya Perjanjian Lama) maupun Injil (mereka menyebutnya Perjanjian Baru) yang menyatakan bahwa otentitas kedua kitab tersebut bakal terjamin. Itulah sebabnya dewasa ini ditemukan berbagai versi Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Antara satu dengan lainnya terdapat banyak sekali perbedaan. Tidak seragam.

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS Al-Hijr [15] : 9)

Namun keistimewaan Al-Qur’an bukan hanya terletak pada jaminan keterpeliharaan keasliannya semata. Al-Qur’an diwahyukan Allah kepada Nabi Akhir Zaman agar menjadi petunjuk bagi segenap ummat manusia, tanpa kecuali. Oleh karenanya Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam juga ditegaskan Allah diutus untuk segenap ummat manusia, bahkan menjadi rahmat bagi segenap alam semesta.
Al-Qur’an bukan kitab khusus untuk menjadi petunjuk bagi ummat Islam semata. Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam tidak diutus untuk menjadi Nabi bagi bangsa Arab semata.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia. (QS. Al-Baqarah [2] : 185)

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ

Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya. (QS. Saba [34] : 28)

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya [21] : 107)

Sedangkan Nabi Musa ‘alaihis salam maupun Nabi Isa ‘alaihis salam diutus hanya khusus bagi sekelompok manusia yaitu Bani Israel alias ketuunan Nabi Ya’qub ‘alaihis salam yang nama lainnya ialah Nabi Israel ‘alaihis salam. Kitab Taurat dan Injil dengan demikian juga dimaksudkan untuk menjadi petunjuk sebatas bagi Bani Israel, bukan untuk segenap ummat manusia.

وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ

Dan Kami berikan kepada Musa ‘alaihis salam kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israel. (QS Al-Isra [17] : 2)

وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ وَرَسُولا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ

Dan Allah akan mengajarkan kepadanya (Isa ‘alaihis salam) Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israel. (QS. Ali-Imran [3] : 49)

Inilah keistimewaan peranan Al-Qur’an sekaligus peranan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam yang sungguh sangat berbeda dengan peranan Taurat maupun Injil atau peranan Nabi Musa ‘alaihis salam maupun Nabi Isa ‘alaihis salam. Al-Qur’an dimaksudkan Allah untuk menjadi petunjuk bagi segenap manusia, apapun bangsa, suku, warna kulit, bahasa bahkan agamanya. Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam diutus Allah agar menjadi Nabi bagi segenap manusia di muka bumi apapun latar belakangnya.

Sedangkan Taurat dan Injil maupun Nabi Musa ‘alaihis salam dan Nabi Isa ‘alaihis salam diwahyukan dan diutus Allah untuk menjadi petunjuk dan Nabi bagi Bani Israel semata. Allah tidak pernah mengamanatkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salam maupun Nabi Isa ‘alaihis salam agar mendakwahkan Taurat atau Injil kepada kalangan di luar Bani Israel. Sedangkan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam jelas diamanatkan Allah agar mendakwahkan nilai-nilai Al-Qur’an kepada segenap ummat manusia, baik dia itu bangsa Arab atau bukan, muslim ataupun bukan. Dan itu juga berarti bahwa kita –ummat Islam– selaku pengikutnya berkewajiban mempromosikan Al-Qur’an agar menjadi petunjuk bagi segenap ummat manusia, baik mereka beriman kepadanya maupun tidak.

Permasalahan ini sangat penting mengingat bahwa dewasa ini kita sedang menjalani era penuh fitnah dimana upaya menyelewengkan makna seperti di atas luar biasa dilakukan oleh kaum kuffar dibantu kaum munafiqun. Salah satu fitnah yang sengaja disebarkan ialah virus faham pluralisme. Awalnya pluralisme cuma menawarkan gagasan “keharusan menghormati segenap penganut agama, apapun agamanya”. Sampai sebatas ini, Islam tidak mempermasalahkan, bahkan sesuai dengan ajaran Islam. Namun kaum pengusung pluralisme tidak berhenti hingga di situ. Mereka selanjutnya mempropagandakan bahwa “semua agama sama, semua agama baik, bahkan semua agama benar.” Inilah racunnya. Ketika seorang yang mengucapkan dua kalimat syahadat menelan begitu saja logika berfikir pluralisme hingga setuju dengan gagasan semua agama sama baiknya, sama benarnya, maka di situlah masalah muncul. Sebab jelas berdasarkan uraian di atas bahwa tidaklah sama antara satu agama dengan agama lainnya.

Bahkan antara tiga agama terbesar dunia dewasa ini –Islam, Kristen dan Yahudi– kedudukan dan peranannya tidaklah sama dan tidaklah setara.
Tidak saja kitab suci kaum Yahudi dan Nasrani dewasa ini telah mengalami distorsi yang begitu hebat, kemudian ditambah lagi bahwa Allah Rabb semesta alam mengamanatkan kepada Ahli Taurat maupun Ahli Injil untuk menjadikan kedua kitab tersebut petunjuk sebatas bagi kalangan Bani Israel, bukan untuk segenap ummat manusia. Sementara itu kitab suci Al-Qur’an tidak saja terjamin keasliannya sebagaimana pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam lima belas abad yang lalu, melainkan ia juga diperuntukkan bagi segenap ummat manusia di muka bumi hingga tibanya hari Kiamat.

Namun realitas dunia saat ini justeru kita menyaksikan bahwa ummat Islam alias Ahli Al-Qur’an justeru menjadi ummat yang mengekor kepada tradisi/budaya/kebiasaan kaum Yahudi dan Nasrani yang notabene dewasa ini merupakan pemimpin dunia modern. Tidak bisa kita pungkiri bahwa dunia dewasa ini dipimpin oleh kaum Barat yang terdiri dari Judeo-Christian Civilization (Peradaban Yahudi-Nasrani). Pantaslah bilamana dunia modern dewasa ini berada dalam perjalanan yang tidak jelas menuju masa depannya. Sebab yang memimpin dunia modern adalah fihak yang tidak memiliki wahyu yang masih asli bersumber dari Allah Rabb semesta alam, bahkan kalaupun mereka bisa menghadirkan kitab suci mereka yang asli namun Allah tidak pernah mengamanatkan kedua kitab suci mereka itu untuk menjadi petunjuk bagi segenap ummat manusia. Kedua kitab suci tersebut –Taurat dan Injil– hanya diperuntukkan bagi sekelompok kecil ummat manusia, yakni Bani Israel.

Sebaliknya, karena kebodohan dan kelemahan mental, ummat Islam justeru merelakan dirinya mengekor kepada berbagai konsep yang ditawarkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani pemimpin dunia modern. Sebagian besar Ahli Al-Qur’an dewasa ini mengidap penyakit inferiority complex alias mental pecundang sehingga mereka tidak keberatan mengekor kepada fihak Barat yang sesungguhnya berada dalam kesesatan.

Padahal justeru ummat Islam-lah satu-satunya kelompok manusia di muka bumi yang masih memiliki kejelasan kitab suci yang bersumber dari Allah Rabb semesta alam. Bahkan Allah telah melegalisir kitab suci tersebut agar diperlakukan sebagai petunjuk bagi segenap ummat manusia, bilamana mereka ingin selamat. Artinya, sesungguhnya hanya ummat Islam-lah satu-satunya fihak yang layak memimpin dan membimbing ummat manusia di era modern ini menuju kehidupan sejahtera secara hakiki dan abadi. Tetapi sayang seribu kali sayang, justeru tidak sedikit muslim dewasa ini yang bilamana diajak untuk diberlakukannya syariat Islam alias hukum Allah alias hukum Al-Qur’an, malah menolaknya dengan alasan bahwa kita tidak sepantasnya memaksakan agama Islam kepada orang-orang non-muslim. Laa haula wa laa quwwata illa billah...!
Sungguh tepatlah penggambaran Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam lima belas abad yang lalu mengenai kondisi ummat Islam di era penuh fitnah dewasa ini, sebagai berikut:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti tradisi/kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak-pun kalian pasti akan mengikuti mereka." Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nasrani?" Beliau menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka?" (HR. Muslim No. 4822).

Murtad Tanpa Sadar


Ada sebuah buku berjudul asli Al-Iman wa Nawaqidhuhu & At-Tibyan Syarhu Nawaqidhil Iman. Buku ini ditulis oleh duet Dr Safar Hawali & Syaikh Sulaiman Nashir Ulwan. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Etoz Publishing. Yang menariknya, penerbit menerjemahkan judul buku tersebut dengan atraktif sekaligus menghentak sanubari. Judul bahasa Indonesianya ialah Murtad Tanpa Sadar Kok Bisa?


Benar saudaraku. Ternyata di dalam hidup ini ada perkara-perkara yang jika dilakukan, bahkan sekedar diucapkan, dapat menjerumuskan seorang muslim ke dalam sebuah keadaan murtad tanpa sadar. Artinya, ia tidak sekedar terlibat dalam sembarang dosa. Tapi ia terlibat ke dalam urusan yang dapat menyebabkan batalnya keimanan serta keislamannya. Hal ini menjadi lebih serius jika kita kaitkan dengan kondisi zaman modern yang sangat sarat dengan fitnah (ujian) terhadap iman seorang muslim. Sehingga kita jadi teringat sebuah hadits di mana Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda:

بَادِرُوا فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan paginya menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad, No. 8493)

Sungguh penulis khawatir bahwa kondisi dunia dewasa ini persis sebagaimana Nabi صلى الله عليه و سلم gambarkan di dalam hadits di atas. Laksana malam yang gelap gulita. Fitnah (ujian) telah meliputi segenap aspek kehidupan modern. Dan derajat fitnah tersebut sedemikian rupa sehingga potensial menyebabkan seorang muslim sulit memelihara ke-istiqomahannya. Pagi masih dinilai Allah سبحانه و تعالى beriman, namun sore harinya telah menjadi kafir. Bayangkan...!

Nabi صلى الله عليه و سلم di dalam hadits di atas tidak menggambarkan kondisi gelap gulita tersebut berakibat sekedar “di waktu pagi berbuat kebaikan dan di waktu sore berbuat kejahatan”. Sebab jika demikian penggambarannya, masih lebih ringan. Sebab betapapun seseorang melakukan kejahatan, ia masih mungkin dipandang tetap memiliki iman. Sedangkan Nabi صلى الله عليه و سلم jelas-jelas menggambarkan bahwa kegelapan akibat rangkaian fitnah tersebut berakibat “seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan paginya menjadi kafir”. Wa na’udzu billahi min dzaalika...!

Mari kita lihat contohnya. Sebut saja Pembatal Keislaman nomor empat dan nomor sembilan. Pembatal Keislaman nomor empat di dalam buku MTS (Murtad Tanpa Sadar) ialah “Meyakini Bahwa Selain Petunjuk Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم Lebih Sempurna Daripada Petunjuknya”. Sedangkan Pembatal Keislaman nomor sembilan ialah “Meyakini Bahwa Manusia Boleh Keluar Dan Tidak Mengikuti Syariat Allah سبحانه و تعالى dan RasulNya صلى الله عليه و سلم ”.

Sungguh, tidak sedikit muslim di era modern ini yang terjatuh kepada dua perkara di atas. Mereka masih menaruh harapan kepada petunjuk, panduan, isme, ideologi, bimbingan hidup, sistem hidup atau falsafah hidup selain yang bersumber dari Allah سبحانه و تعالى dan RasulNya صلى الله عليه و سلم . Lalu mereka memperlakukan berbagai petunjuk tersebut seolah setara bahkan lebih baik dan lebih sempurna daripada ajaran Al-Islam. Mereka meragukan Al-Islam sebagai pemersatu keanekaragaman ummat manusia lalu meyakini ada selain Al-Islam yang dapat memainkan peranan pemersatu tersebut. Seolah mereka mengabaikan kesempurnaan ajaran atau syariat Allah سبحانه و تعالى. Lalu menaruh kepercayaan akan kesempurnaan ajaran atau isme lainnya. Padahal di dalam Al-Qur’an dia membaca ayat Allah سبحانه و تعالى yang berbunyi:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah [5] : 3)

Salah satu faham modern yang dewasa ini secara gencar dikampanyekan oleh masyarakat Barat (baca: kaum Yahudi dan Nasrani) ialah Pluralisme. Sebagian besar penghuni planet bumi dewasa ini telah terpengaruh dan percaya kepada faham tersebut. Mereka memandangnya sebagai sebuah faham yang baik dan positif. Bahkan faham ini telah dipandang sebagai indikator kemajuan atau kemodernan seseorang atau bahkan suatu bangsa. Memang, pada tahap awal, Pluralisme mengajarkan suatu hal yang baik yaitu keharusan setiap orang agar menghormati orang lain apapun latar belakang agama dan keyakinannya. Sampai di sini kita tidak punya masalah dengan ajaran ini. Bahkan Islam-pun menganjurkan kita untuk berlaku demikian. Tetapi persoalannya, Pluralisme tidak menerima jika seseorang hanya sebatas memiliki sikap seperti itu. Ia menuntut setiap orang agar mengembangkan “sikap modern” sedemikian rupa sehingga tanpa ragu dan bimbang rela berkata: “Semua agama baik. Semua agama sama. Semua agama benar.” Nah, jika seorang muslim sampai rela mengeluarkan kata-kata seperti itu, barulah ia benar-benar diakui sebagai seorang penganut Pluralisme. Barulah ia akan diberi label “muslim modern” dan “muslim moderat” oleh masyarakat dunia, khususnya masyarakat barat.

Apa masalahnya bila seorang muslim berkata: “Semua agama baik. Semua agama sama. Semua agama benar”?

Saudaraku, ungkapan seperti itu menunjukkan bahwa yang mengucapkannya tidak setuju dengan beberapa ayat di dalam Kitabullah Al-Qur’anul Karim. Padahal ketidaksetujuan seseorang akan isi Al-Qur’an menunjukkan bahwa dirinya meragukan kebenaran fihak yang telah mewahyukannya, yaitu Allah سبحانه و تعالى . Padahal tidak ada satupun firman Allah سبحانه و تعالى yang mengandung kebatilan. Subhaanallah...! Seluruh isi Al-Qur’an sepatutunya diterima oleh setiap orang yang mengaku muslim sebagai kebenaran mutlak, karena ia merupakan Kalamullah (ucapan-ucapan Allah سبحانه و تعالى). Sehingga setiap malam saat sholat tahajjud Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم selalu membaca doa yang sebagian isinya berbunyi:

أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ
“...(Ya Allah) Engkaulah Al Haq (Yang Maha Benar), dan janji-Mu haq (benar adanya), dan perjumpaan dengan-Mu adalah benar dan firman-Mu benar...” (HR. Bukhari, No 1053)

Maka seorang muslim yang termakan oleh faham Pluralisme sehingga melontarkan kalimat-kalimat batil seperti di atas sungguh potensial terjangkiti virus MTS. Sebab ia sekurang-kurangnya telah menolak tiga ayat Al-Qur’an. Ia telah memandang dirinya lebih cerdas daripada Allah سبحانه و تعالى Yang Maha Tahu dan Maha Benar pengetahuannya. Ketiga ayat tersebut ialah:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran [3] : 19)

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran [3] : 85)

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ
“Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.” (QS. Al-Hijr [15] : 2)

Bagaimana mungkin seorang muslim yang pernah membaca ketiga ayat di atas, sambil mengaku beriman akan Al-Qur’an sebagai kumpulan firman Allah سبحانه و تعالى Yang Maha Tahu dan Maha Benar pengetahuannya, lalu akan dengan ringannya tega melontarkan kata-kata: “Semua agama baik. Semua agama sama. Semua agama benar”?

Coba perhatikan cuplikan diskusi yang sering terjadi di sekitar kita. Ada beberapa orang sedang mendiskusikan soal perselisihan antar dua kelompok berbeda agama yang terjadi di tengah masyarakat. Yang satu kelompok kaum muslimin, sedangkan yang satu lagi kelompok kaum non-muslim. Lalu masing-masing fihak mempertahankan argumennya masing-masing. Akhirnya suasana diskusi menjadi panas dan hampir tidak terkendali. Tiba-tiba salah seorang di antara mereka melontarkan sebuah upaya menenteramkan situasi dengan melontarkan kata-kata: “Sudahlah tenman-teman. Marilah kita ingat selalu bahwa kita ini kan satu bangsa. Agama boleh berbeda. Tapi kita kan tetap satu bangsa. Toh, setiap agama kan maksudnya baik. Tujuannya mulia. Dan semuanya kan menuju tujuan yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Kenapa sih kita tidak bisa saling memahami dan bersikap toleran?”

Bukankah contoh kasus di atas merupakan suasana yang sangat sering kita temui di dalam kehidupan sehari-hari kita? Dan diskusi hangat dengan akhir seperti itu kian hari kian mudah kita temui belakangan ini. Kasus dan pelaku perselisihan boleh berbeda, tapi ujung akhir penyelesaiannya kurang lebih sama. Yaitu mengakui bahwa setiap agama punya maksud yang sama dan baik. Benarkah demikian? Kalaulah semua agama punya maksud dan tujuan yang sama dan baik, lalu mengapa kita harus memilih Al-Islam? Mengapa kita tidak pilih yang lainnya saja? Bukankah Islam secara praktek lebih rumit dan menuntut pengorbanan dibandingkan yang lainnya? Islam mewajibkan setiap muslim sholat beribadah kepada Allah سبحانه و تعالى sekurangnya lima kali sehari-semalam. Islam mewajibkan setiap satu tahun sekali selama sebulan penuh muslim menahan rasa lapar, dahaga dan berhubungan suami-istri di siang hari. Mengapa tidak kita pilih agama lainnya yang lebih sederhana dan ringan? Artinya, pandangan yang mengatakan bahwa semua agama bermaksud “sama dan baik” mengingkari statement Allah سبحانه و تعالى yang berfirman:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran [3] : 19)

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran [3] : 85)

Realitasnya dewasa ini sangat mudah kita jumpai di sekeliling kita kaum muslimin yang melontarkan kata-kata batil seperti di atas. Astaghfirullahal ‘azhiem. Allahummagh fir lil muslimin wal muslimat. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kaum Muslimin dan Muslimat. Laa haula wa laa quwwata illa billah...!

Ya Allah, lindungilah kami dari virus penyakit murtad tanpa sadar di era modern penuh fitnah ini. Amiin. Amiin ya Rabbal ‘aalamiin.

اللهم إني أعوذبك مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ
“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari cobaan yang memayahkan, kesengsaraan yang menderitakan, takdir yang buruk dan cacian musuh.” (HR. Bukhari, No. 5871).

Teman baiku ( puisi pertamaku )


Teman baiku
kau slalu ada di dekatku
bila aku sedih,
kau slalu menghiburku sehingga aku kembali ceria

oh teman baiku kini engkau telah pergi 
jauh meninggalkanku sendiri
kini aku kesepian 
tiada teman di hatiku

oh teman baiku walau engkau telah pergi
jauh meninggalkanku tak kan kulupakanmu
TEMAN BAIKU :) 

Maafkan kami Tuhan ( Puisiku kelas 6 )

Tuhan . . . .
Engkau ciptakan alam seisinya
Hanya untuk kami manusia
agar kami dapat menikmatinya
Tetapi apa yang tlah kami lakukan
kami merusak bahkan menghancurkan
Semua keindahan alam yang telah Kau beri
Tanpa ada rasa bersalah di hati
Kini bencana mulai menghampiri kami
Sebagai tanda peringatanMu untuk kami
agar kami dapat tetap merawat
alam ciptaanMu
Maafkan kami oh Tuhan :(

asal usul gamelan

Sejarah Gamelan Jawa dan Asal Usulnya – Salah satu kekayaan budaya Indonesia yang terkenal dalam bidang musik adalah seni gamelan. Gamelan banyak ditemui di berbagai daerah Indonesia. Musik gamelan terdapat di Pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok. Tentu saja, varian alat musik yang digunakan berbeda. Baik nama maupun bentuk.
Di Jawa, gamelan disebut dengan istilah gong. Terutama, sejak abad ke-18. Gamelan jawa berasal dari bahasa Jawa, gamel, yang artinya adalah alat musik yang dipukul dan ditabuh. Terbuat dari kayu dan gangsa, sejenis logam yang dicampur tembaga atau timah dan rejasa. Alat musik pengiring instrumen gamelan terdiri dari kendang, bonang, panerus, gender, gambang, suling, siter, clempung, slenthem, demung, saron, kenong, kethuk, japan, kempyang, kempul, peking, dan gong.
Asal Mula Gamelan Jawa
Awalnya, alat musik instrumen gamelan dibuat berdasarkan relief yang ada dalam Candi Borobudur pada abad ke-8. Dalam relief di candi tersebut, terdapat beberapa alat musik yang terdiri dari kendang, suling bambu, kecapi, dawai yang digesek dan dipetik, serta lonceng.
Sejak itu, alat musik tersebut dijadikan sebagai alat musik dalam alunan musik gamelan jawa. Alat musik yang terdapat di relief Candi Borobudur tersebut digunakan untuk memainkan gamelan. Pada masa pengaruh budaya Hindu-Budha berkembang di Kerajaan Majapahit, gamelan diperkenalkan pada masyarakat Jawa di Kerajaan Majapahit.
Konon, menurut kepercayaan orang Jawa, gamelan itu sendiri diciptakan oleh Sang Hyang Guru Era Saka, sebagai dewa yang dulu menguasai seluruh tanah Jawa. Sang dewa inilah yang menciptakan alat musik gong, yang digunakan untuk memanggil para dewa.
Alunan musik gamelan jawa di daerah Jawa sendiri disebut karawitan. Karawitan adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan alunan musik gamelan yang halus. Seni karawitan yang menggunakan instrumen gamelan terdapat pada seni tari dan seni suara khas Jawa, yaitu sebagai berikut.
1. Seni suara terdiri dari sinden, bawa, gerong, sendon, dan celuk.
2. Seni pedalangan terdiri dari wayang kulit, wayang golek, wayang gedog, wayang klithik, wayang beber, wayang suluh, dan wayang wahyu.
3. Seni tari terdiri dari tari srimpi, bedayan, golek, wireng, dan tari pethilan.

Seni gamelan Jawa tidak hanya dimainkan untuk mengiringi seni suara, seni tari, dan atraksi wayang. Saat diadakan acara resmi kerajaan di keraton, digunakan alunan musik gamelan sebagai pengiring. Terutama, jika ada anggota keraton yang melangsungkan pernikahan tradisi Jawa. Masyarakat Jawa pun menggunakan alunan musik gamelan ketika mengadakan resepsi pernikahan.

Banjir ( puisi ku kelas 6 )

Dikala musim hujan telah tiba
musibah banjir datang melanda
didesa maupun diperkotaan besar

sawah ladang porak poranda
tergenang air setinggi pinggang orang dewasa
hancur lumat semua harapan
para petani, pedagang maupun peternak
Kini yang tersisa hanyalah angan kita semua

gamelan its my music






1. Gamelan adalah alat music dalam pertunjukan wayang. Dalam pertunjukan wayang Jawa, alat music ini terdiri atas paling tidak 15 jenis instrumen yang berbeda, kebanyakan terbuat dari perunggu dan berbagai macam perkusi. Suling, kendang, rebab, dan gambang adalah pengiring pertunjukan yang bukan perkusi dan tidak terbuat dari perunggu.
1. The Gamelan is the musical instruments. In the Javanese Wayang, these instruments nowadays consist of at least 15 different types, mostly made of bronze and generally of the percussion type, mostly made of bronze and generally of the percussion type; a small bamboo flute (suling), one or two horizontal drums on wooden stands (kendang), a two stringed violin-like instrument (rebab) and a wooden xylophone (gambang) are the non percussion and/or non-bronze musical instruments used to accompany a wayang purwa performance.





2. Kothak terbuat dari kayu. Biasanya, kothak berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan wayang dan alat pertunjukan yang lain seperti kelir, chempala, dan kepyak. Untuk dapat menyimpan sekitar 200 buah wayang, ukuran panjangnya bisa mendekati 150 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 60 cm (dengan tutup kothak terpasang).
3. Cemphala atau pemukul kayu biasanya dibuat dari kayu teak. Ada dua macam cemphala, yang satu berukuran hanya separuh dari yang lain. Yang lebih besar berukuran sekitar 20 cm dengan diameter berukuran 5 cm. Biasanya benda ini dipegang dengan tangan kiri si dalang. Chemphala digunakan untuk memukul kothak yang menimbulkan efek dan isyarat yang dibutuhkan.  Apabila kedua tangan si dalang sibuk memainkan wayang, maka dia menggunakan chempala yang kecil untuk keperluan yang sama dengan menjepitkannya pada jari kaki kanan sang dalang. Untuk itu, ia biasanya duduk bersila, dengan kaki kanan menyilang pada paha kiri. Seperti yang dijelaskan diatas, suara ketukan bukan hanya melahirkan efek suara, tetapi juga berfungsi sebagai tanda dari dalang untuk para musisi yang memainkan melodi, untuk memperlambat atau mempercepat ritme (irama), untuk memperkeras atau mengecilkan bunyi musik, atau menghentikannya.
4. Kepyak terbuat dari logam. Biasanya ia terbuat dari tiga kepingan perunggu dengan panjang 15 cm. dan lebar 10 cm. didukung oleh tali kecil atau rantai yang diikat pada bagian luar kothak. Dalang  akan memukul-mukul kepyak dengan chempala yang dijepit pada jari-jari kaki kanannya. Fungsi utama dari alat ini adalah untuk menimbulkan efek bunyi; tetapi kadangkala ia berfungsi untuk memberikan tanda pada para pemain gamelan.


2. The kothak or wooden chest. The kothak normally functions as a storage box for the wayang puppets and other equipment such as the kelir, chempala and kepyak. To store a professional set consisting of around 200 puppets, its measurement should be approximately 150 cm. long, 80 cm. wide and 60 cm. high (with lid on).
3. The chempala or wooden knockers are usually made of teak wood. There are two kinds, one about half size of the other. The larger of these is approximately 20 cm. long with a diameter of about 5 cm. This is usually held in the dalang's left hand, is used to knock the kothak to produce the sound effects and coded orders he requires. When his two hands are busy manipulating the puppets, he uses the small chempala for the same purpose by holding it between the toes of his right foot, for he sits cross-legged, his right foot crossing his left thigh. As mentioned above, the knocking sounds not only produce sound effects, but also serve as the coded orders/signals of the dalang, orders to the musicians on what melodies to play, to slow down or quicken the rythm, to play it loudly or softly, or stop the music.
4. The kepyak or metal rappers. This is usually made of three pieces of bronze plate measuring approximately 15 cm. long and 10 cm. wide suspended on small cords or chains to the outer side of the kothak. The dalang hits it with the toes of his right foot or with the small knocker held between the toes of his right foot. The function of this tool is mainly to produce sound effects; occassionally it functions as a chempala in giving the coded signals.